Rabu, 30 April 2014

Surat Cinta Untuk Calon Suami



Surat cinta untuk calon suamiku...

Kpd yth
Calon suamiku...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh...

Dear calon suamiku...
Apa kabarnya imanmu hari ini? 
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur, karena dapat menatap kembali fananya hidup ini. 
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?
Wahai calon suamiku...
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?
Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak.
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku. Namun kini aku tahu jawabannya.
Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya. Kembali mencintai-Nya.
Ujian demi ujian InsyaAllah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu...
Calon suamiku...
Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang ku harapkan darimu adalah kesalihan.
Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang akan kau dapati.
Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.
Wahai calon suamiku...
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan ibuku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat.
Namun nanti, setelah menjadi istrimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rosulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela.
Aku harap begitu pula dirimu.
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski nanti kau bukanlah orang yang kuharapkan..
Calon suamiku yang dirahmati Allah...
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan ku namai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih...
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah taala..
Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiakan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Calon suamiku...
Inilah sekilas harapan yang ku ukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saatkita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Bersabarlah calon suamiku...
Doaku selalu.. Agar Allah memudahkan jalanmu tuk menjemputku sebagai bidadarimu...
Semoga Allah selalu menjagamu, Agar tak tersentuh yang bukan Mahrammu, meski hanya seujung kuku.. agar kau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya untukku..
Sepertihalnya aku, yang ingin mempersembahkan diriku seutuhnya, hanya untukmu..
Sudah dulu ya calon suamiku..
Salam cintaku untukmu..

Wassalamualaikum warahmatullhi wabarokatuh...

Calon istrimu,
Humaira Fii Hamra

Tidak ada komentar :

Posting Komentar