Kamis, 26 Desember 2013

In Memoriam Tsunami

Rintik hujan basahi bumi, namun Rintik Airmata basahi hati...
Sore ini hujan turun begitu derasnya mengguyur cirebon namun saya berasumsi mungkin bukan hanya di cirebon yang hujan bertemankan angin nampaknya di daerah lain juga begitu adanya.
25 Desember 2013
Kala mendengar kata Natal entah mengapa memoriku menagun pada Tragedi Tsunami yang terjadi di daerah yang mempunyai julukan serambi mekah, musibah yang terjadi 7 tahun silam ini sungguh memilukan namun ada satu titik dimana bagi orang Islam terdapat tanda-tanda kebesaran yang Allah perlihatkan untuk kita semua yang berfikir.

Oh Tsunami...
Begitu dahsyatnya engkau mengguncang kota sserambi mekah itu,
namun dari situ aku menyadari kuasa-Mu
Bencana yang mampu menorehkan sejarah
dengan satu bangunan yang masih gagah
Itulah Rumah yang terjaga
dari bencana yang melanda

Pasti kenal dengan tanggal merah yang jatuh pada tanggal 25 di bulan Desember. Natal itu yang ada di balik tanggal merah artinya perayaan Hari raya untuk umat kristiani, sedikit mengetahui sejarah Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invicti (Surya tak Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab (lihat Maleakhi 4:2; Lukas 1:78; Kidung Agung 6:10).
Sunami 2004
#bersambung