Sabtu, 29 Maret 2014

Resensi Semusim Dan Semusim Lagi @joli_84


               Musim Yang Selalu Aku Tunggu

Judul                          : Semusim, dan Semusim Lagi
Penulis                        : Andina Dwifatma
Penerbit                       : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama         : April 2013
Tebal Buku                  : 232 halaman
Ukuran Kertas             : 20 cm
ISBN                           : 978-979-22-9510-8
Harga                          : Rp. 48,000

Surat Kertas Hijau

Segala kesadarannya tersaji hijau muda
Melayang di lembaran surat musim bunga
Berita dari jauh
Sebelum kapal angkat sauh
Segala kemontokan menonjol di kata-kata
Menepis dalam kelakar sonder dusta
Harum anak dara
Mengimbau dari sebrang benua
Mari, Dik, tak lama hidup ini
Semusim dan semusim lagi
Burung pun berpulangan
Mari, Dik, kekal bisa semua ini
Peluk goreskan di tempat ini
Sebelum kapal dirapatkan

Sitor Situmorang, 1953

Itu cuplikan sinopsis novel Semusim Dan Semusim Lagi karya Mbak Anindita Dwifatma. Novel yang terlahir dari Sayembara menulis novel dewan kesenian jakarta 2012 ini sungguh unik karena ditulis dengan metode penceritaan yang intens, serius, eksploratif dan mencekam.
Sedikit banyaknya akan menceritakan perjuangan si Aku "tokoh utama dalam novel" yang sangat ingin ketemu dengan ayahnya yang selama belasan tahun tidak pernah ia ketahui sosoknya. Melalui bantuan kartu nama seorang lelaki yang di sisipkan dalam surat yang ayahnya kirim ia mengetahui ayahnya. Semasa menunggu ayahnya ia tinggal di rumah yang pernah di tempati ayahnya dulu. ia sendirian namun beberapa saat ia di temani Muara (Anak lelaki dari J.J. Henri).
Novel ini mampu membawa kita dalam imajinasi sang penulis. menyelami tahap demi tahap ceritanya. Penggunaan bahasanya juga sangat bagus sehingga kita tidak bosan membacanya.
Awalnya saya bertanya kenapa kok sampulnya ada gambar ikan mas koki? karena di sini ada cerita oma jaya dengan spekulasinya bahwa suaminya itu menjelma menjadi ikan mas koki. Di situlah dongeng  ikan mas  hidup dan merasuk ke dalam hidup sang tokoh Aku.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar