Sabtu, 05 Juli 2014

Pituah cinta


50 Wasiat Paling Rahasia Agar Segera Dipertemukan Kekasih Penggenap Jiwa
Buku Ya Allah, Siapa Jodohku Karya Ahmad Rifa`I Rif`an

Wasiat 31
Jauhilah prinsip “menerima apa adanya”. Karena itu akan membuat pasangan suami istri berhenti untuk memperbaiki diri. Tanamkan sikap yang sebaliknya, yakni terus menerus menumbuhkan jiwa pembelajar. Jiwa yang tidak pernah puas terhadap kapasitas diri. Jiwa yang selalu ingin memperbaiki diri dari hari ke hari.
Wasiat 32
Suami istri itu bagaikan sepasang sepatu. Walau tak sama persis namun serasi. Saat berjalan tak pernah persis berdampingan, tapi tujuannya sama. Walau tak pernah ganti posisi, namun saling melengkapi. Selalu sederajad, tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Bila yang satu hilang, maka yang lain tak punya arti.
Wasiat 33
Mencintai tak harus menikahi. Ada cinta-cinta yang harus diabaikan dan dilupakan. Itulah cinta-cinta yang tak bertemu di pintu nikah. Jangan terlalu menyiksa diri dengan cinta tersebut. Karena jika hidup terus focus pada cinta masa lalu padahal yang dicintai sudah hidup bahagia bersama dengan kekasihnya.
Wasiat 34
Jodoh gak dating-dateng banyak sebabnya. Bisa karena kemaksiatan kita yang belum terampuni. Yang ini kudu perbanyak tobat. Bisa karena kita emang belum siap nikah, kalau dipertemukan jodoh saat ini malah pacaran. Nah, Tuhan enggak mempertemukan dulu biar kita nggak banyak maksiat.
Wasiat 35
Berdasarkan beberapa penelitian mutakhir, Hoffman dan kawan-kawan menulis satu bahasan khusus tentang menikah pada usia dewasa muda (Young adulthood) yakni dari usia 18 tahun sampai sekitar 24 tahun.
Wasiat 36
Jangan jadi manusia mellow, yang dikit-dikit nangis karena persoalan cinta yang kadang rumit. Jadilah manusia yang hebat, yang tetap semangat meski sedang menghadapi guncangan cinta yang dahsyat.
Wasiat 37
Bermunajatlah pada-Nya, “Robbi laa tadzarni fardan. Tuhanku, jangan biarkan aku sendiri.” Al Anbiya ayat 89 : وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْداً وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
"Dan ingatlah ketika Zakaria berdoa kepada Allah, "Ya Tuhanku , janganlah Engkau biarkan aku seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik"
Wasiat 38
Ketika kau memohon, “Tuhan, tolong jadikan dia sebagai jodohku!” boleh jadi Tuhan akan memberi sesuai pintamu. Tapi bukan dengan juluran lembut, malah dengan lemparan yang kasar. Bukan pemberian yang santun, tapi pemberian penuh murka. Jangan pernah memaksa Tuhan dengan permintaanmu. Berdoalah, “Ya Allah, pilihkan untuk hamba kekasih yang menurut-Mu baik bagi agamaku, bagi duniaku, dan bagi akhiratku.”
Wasiat 39
Baca buku-buku pernikahan, ikuti kajian parenting, belajar fiqih nikah, bergaul, dan banyak belajar dari orang-orang yang sudah punya pengalaman. Gimana mau dapet jodoh dan segera nikah kalau ilmunya ajah belum siap?
Wasiat 40
Menanti jodoh, rezeki, kematian, bukan dengan diam pasrah menunggu. Nantilah dengan berperilaku yang baik, berperasangka yang baik, dan memohon yang baik. Tuhan hanya menjodohkan manusia dengan orang yang tepat baginya.
Wasiat 41
Saat semua orang bertanya, “Apa yang kau sukai dari dia?” kau dengan senyum menjawab, “Aku tak tahu. Yang kutahu, hadirnya adalah bahagiaku. Hadirku adalah bahagianya. Hadirnya telah membuatku dekat dengan Tuhanku.” Yakinlah, itulah jodohmu. Indah bukan?
Wasiat 42
Berdoalah, semoga Allah limpahkan rezeki yang tak hanya banyak, tapi juga berkah. Ilmu yang tak hanya luas, tapi juga bermanfaat. Jodoh yang tak hanya indah parasnya, tak hanya baik finansialnya, tak hanya baik nasabnya, tak hanya hebat ilmu agamanya, tapi juga indah akhlaknya.
Wasiat 43
Katakan kalimat ini pada kekasih tak halalmu, “Aku memang mencintaimu, tapi sungguh aku ingin lebih mencintai-Nya. Aku memang takut kehilangan cintamu, tapi sungguh aku jauh lebih takut kehilangan cinta-Nya. Aku memang ingin memilikimu, tapi sungguh jiwa ragaku hanya milik-Nya. Bagaimana mungkin aku memilihmu dan mendurhakai-Nya, sementara Dialah Penciptaku?”
Wasiat 44
Ketika jodoh belum juga hadir, tunggulan dengan terus memperbaiki diri. Mungkin Tuhan sedang menanti diri kita saleh terlebih dahulu, baru berkenan mendatangkan kekasih halal yang saleh. Penantian jodoh terbaik adalah dengan memper baiki diri.
Wasiat 45
Sebelum kau menangis, pastikan dulu bahwa yang kau tangisi itu adalah orang yang terbak bagimu. Jangan pernah meneteskan air mata untuk orang yang buruk bagimu. Air matamu terlalu jernih untuk menangisi keburukannya.
Wasiat 46
Sebenarnya, nikah dan berumah tangga itu simpel ketika dijalani dan dilaksanakan dalam rangka menggapai keridhaan Allah. Jangan sekedar dipikirin. Kalau hanya dipikirin tapi tak kunjung dijalani, ya bakal ribet terus.
Wasiat 47
Adanya nikah muda yang akhirnya gagal, lebih karena factor mentalnya. Raganya 20 tahun, tapi mentalnya masih kanak-kanak. Dewasakan mental sejak muda. Lalu nikahlah di usia muda. Sudah banyak yang membuktikan, dengan nikah prestasi makin melejit, karir makin melangit, semangat suksespun makin bangkit.
Wasiat 48
Pernikahan yang berkah selalu dimulai dengan hubungan yang berkah. Bagaimana mungkin membina keluarga yang penuh berkah namun dengan upaya yang justru membuat-Nya murka? Percayalah, pacaran sebelum nikah, adalah cara yang telak untuk membuat-Nya murka.
Wasiat 49
Mencintai itu takdir. Menikah itu nasib. Namun yakinlah, keduanya bisa diupayakan. Takdir dan nasib bisa diubah. Rasul bersabda, ubahlah takdirmu dengan doamu. “Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa.” (Sunan Ibnu Majah)
Wasiat 50
Nikah itu bukan perkara gedhenya rezeki, tapi gedhenya nyali. Bukan hidup yang mapan, tapi jiwa yang mapan. Bukan nunggu adanya gaji bulanan, tapi adanya komitmen menjemput penghasilan, jika ada lelaki yang bilang menyukaimu, Tanya padanya, kapan kau akan menikahiku?

#selesai

Tidak ada komentar :

Posting Komentar