50 Wasiat Paling Rahasia Agar Segera Dipertemukan Kekasih
Penggenap Jiwa
Buku Ya Allah, Siapa Jodohku Karya Ahmad Rifa`I Rif`an
Wasiat 31
Jauhilah prinsip “menerima apa adanya”. Karena itu akan
membuat pasangan suami istri berhenti untuk memperbaiki diri. Tanamkan sikap yang
sebaliknya, yakni terus menerus menumbuhkan jiwa pembelajar. Jiwa yang tidak
pernah puas terhadap kapasitas diri. Jiwa yang selalu ingin memperbaiki diri
dari hari ke hari.
Wasiat 32
Suami istri itu bagaikan sepasang sepatu. Walau tak sama
persis namun serasi. Saat berjalan tak pernah persis berdampingan, tapi
tujuannya sama. Walau tak pernah ganti posisi, namun saling melengkapi. Selalu sederajad,
tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Bila yang satu hilang, maka yang
lain tak punya arti.
Wasiat 33
Mencintai tak harus menikahi. Ada cinta-cinta yang harus
diabaikan dan dilupakan. Itulah cinta-cinta yang tak bertemu di pintu nikah. Jangan
terlalu menyiksa diri dengan cinta tersebut. Karena jika hidup terus focus pada
cinta masa lalu padahal yang dicintai sudah hidup bahagia bersama dengan
kekasihnya.
Wasiat 34
Jodoh gak dating-dateng banyak sebabnya. Bisa karena
kemaksiatan kita yang belum terampuni. Yang ini kudu perbanyak tobat. Bisa karena
kita emang belum siap nikah, kalau dipertemukan jodoh saat ini malah pacaran. Nah,
Tuhan enggak mempertemukan dulu biar kita nggak banyak maksiat.
Wasiat 35
Berdasarkan beberapa penelitian mutakhir, Hoffman dan
kawan-kawan menulis satu bahasan khusus tentang menikah pada usia dewasa muda (Young
adulthood) yakni dari usia 18 tahun sampai sekitar 24 tahun.
Wasiat 36
Jangan jadi manusia mellow, yang dikit-dikit nangis karena
persoalan cinta yang kadang rumit. Jadilah manusia yang hebat, yang tetap
semangat meski sedang menghadapi guncangan cinta yang dahsyat.
Wasiat 37
Bermunajatlah pada-Nya, “Robbi laa
tadzarni fardan. Tuhanku, jangan biarkan aku sendiri.” Al Anbiya
ayat 89 : وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْداً وَأَنتَ
خَيْرُ الْوَارِثِينَ"Dan ingatlah ketika Zakaria berdoa kepada Allah, "Ya Tuhanku , janganlah Engkau biarkan aku seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik"
Wasiat 38
Ketika kau memohon, “Tuhan, tolong jadikan dia sebagai
jodohku!” boleh jadi Tuhan akan memberi sesuai pintamu. Tapi bukan dengan
juluran lembut, malah dengan lemparan yang kasar. Bukan pemberian yang santun,
tapi pemberian penuh murka. Jangan pernah memaksa Tuhan dengan permintaanmu. Berdoalah,
“Ya Allah, pilihkan untuk hamba kekasih yang menurut-Mu baik bagi agamaku, bagi
duniaku, dan bagi akhiratku.”
Wasiat 39
Baca buku-buku pernikahan, ikuti kajian parenting, belajar
fiqih nikah, bergaul, dan banyak belajar dari orang-orang yang sudah punya
pengalaman. Gimana mau dapet jodoh dan segera nikah kalau ilmunya ajah belum
siap?
Wasiat 40
Menanti jodoh, rezeki, kematian, bukan dengan diam pasrah
menunggu. Nantilah dengan berperilaku yang baik, berperasangka yang baik, dan
memohon yang baik. Tuhan hanya menjodohkan manusia dengan orang yang tepat
baginya.
Wasiat 41
Saat semua orang bertanya, “Apa yang kau sukai dari dia?” kau
dengan senyum menjawab, “Aku tak tahu. Yang kutahu, hadirnya adalah bahagiaku. Hadirku
adalah bahagianya. Hadirnya telah membuatku dekat dengan Tuhanku.” Yakinlah,
itulah jodohmu. Indah bukan?
Wasiat 42
Berdoalah, semoga Allah limpahkan rezeki yang tak hanya
banyak, tapi juga berkah. Ilmu yang tak hanya luas, tapi juga bermanfaat. Jodoh
yang tak hanya indah parasnya, tak hanya baik finansialnya, tak hanya baik
nasabnya, tak hanya hebat ilmu agamanya, tapi juga indah akhlaknya.
Wasiat 43
Katakan kalimat ini pada kekasih tak halalmu, “Aku memang mencintaimu,
tapi sungguh aku ingin lebih mencintai-Nya. Aku memang takut kehilangan
cintamu, tapi sungguh aku jauh lebih takut kehilangan cinta-Nya. Aku memang
ingin memilikimu, tapi sungguh jiwa ragaku hanya milik-Nya. Bagaimana mungkin
aku memilihmu dan mendurhakai-Nya, sementara Dialah Penciptaku?”
Wasiat 44
Ketika jodoh belum juga hadir, tunggulan dengan terus
memperbaiki diri. Mungkin Tuhan sedang menanti diri kita saleh terlebih dahulu,
baru berkenan mendatangkan kekasih halal yang saleh. Penantian jodoh terbaik
adalah dengan memper baiki diri.
Wasiat 45
Sebelum kau menangis, pastikan dulu bahwa yang kau tangisi itu
adalah orang yang terbak bagimu. Jangan pernah meneteskan air mata untuk orang
yang buruk bagimu. Air matamu terlalu jernih untuk menangisi keburukannya.
Wasiat 46
Sebenarnya, nikah dan berumah tangga itu simpel ketika
dijalani dan dilaksanakan dalam rangka menggapai keridhaan Allah. Jangan sekedar
dipikirin. Kalau hanya dipikirin tapi tak kunjung dijalani, ya bakal ribet
terus.
Wasiat 47
Adanya nikah muda yang akhirnya gagal, lebih karena factor mentalnya.
Raganya 20 tahun, tapi mentalnya masih kanak-kanak. Dewasakan mental sejak
muda. Lalu nikahlah di usia muda. Sudah banyak yang membuktikan, dengan nikah
prestasi makin melejit, karir makin melangit, semangat suksespun makin bangkit.
Wasiat 48
Pernikahan yang berkah selalu dimulai dengan hubungan yang
berkah. Bagaimana mungkin membina keluarga yang penuh berkah namun dengan upaya
yang justru membuat-Nya murka? Percayalah, pacaran sebelum nikah, adalah cara
yang telak untuk membuat-Nya murka.
Wasiat 49
Mencintai itu takdir. Menikah itu nasib. Namun yakinlah,
keduanya bisa diupayakan. Takdir dan nasib bisa diubah. Rasul bersabda, ubahlah
takdirmu dengan doamu. “Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa.” (Sunan
Ibnu Majah)
Wasiat 50
Nikah itu bukan perkara gedhenya rezeki, tapi gedhenya nyali. Bukan
hidup yang mapan, tapi jiwa yang mapan. Bukan nunggu adanya gaji bulanan, tapi
adanya komitmen menjemput penghasilan, jika ada lelaki yang bilang menyukaimu, Tanya
padanya, kapan kau akan menikahiku?
#selesai
Tidak ada komentar :
Posting Komentar